oleh

Komisi IV DPRD Lahat Minta Pemkab Perhatikan Pendidikan Di Kabupaten Lahat

LAHAT, beritakite.com – Peran pendidikan di Kabupaten Lahat ini sangat penting. Seperti halnya yang disampaikan Komisi IV DPRD Lahat, meminta agar Pemkab Lahat, memperhatikan sektor pendidikan terkhususnya sarana dan prasarana yang semakin lama berangsur rusak. Untuk SDM tenaga pendidik di Kabupaten Lahat bakal ada 700 guru pensiun masal di tahun 2020.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi IV, DPRD Lahat Arry, menurutnya hasil rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lahat, ada 259 SD, dan 79 SMP di Kabupaten Lahat yang kondisi sarana dan prasarana sangat memprihatikan. Diantaranya 50 persen diantaranya seperti bangku, meja hingga bangunan kelas sudah tidak layak pakai lagi untuk proses belajar mengajar dikelas.

“Untuk sarana dan prasarana bisa bertahap. Selaku mitra Diknas, jika memang harus gunakan pihak ke 3, kita akan siap mendampingi memperoleh CSR dari perusahaan,” ungkap Arry.

Anggota Komisi IV, Nopran Marjani menerangkan, Terkait program Bupati Lahat sekolah gratis ini memang sudah terlaksana. Namun, pada intinya sekolah ini bukan hanya biaya melainkan butuh pendukung lainnya mempengaruhi jalannya pendidikan. Ditahun mendatang 2020 bakal ada pensiunan guru secara masal sekitar 700 guru. Sedangkan untuk saat ini saja di Kabupaten Lahat kekurangan tenaga pendidik.

“Prihatin dengan kondisi guru saat ini. Karena Guru Honor menjadi tulang punggung pendidikan di Kabupaten Lahat. Apabila Guru honor enggan mengajar karena diberi insentif Rp 200 Ribu, pasti di Kabupaten Lahat ini Lumpuh pendidikan. Diusulkan untuk kenaikan insentif Rp 750 Ribu untuk 1000 guru honorer,” terang Nopran Marjani.

Sementara itu, Kadisdik Lahat, Drs. H. Suhirdin, MM menuturkan bahwa jumlah guru honorer lebih mendominasi dibandingkan guru PNS. Tercatat ada 3000 guru honorer sedangkan setiap tahunnya ada 200 guru PNS yang pensiun.

“Mengenai insentif guru ini juga jadi perhatian buat kami, seperti ada penambahan insentif. Jangan sampai faktor insentif, para guru tersebut menjadi malas mengajar. Kita akan pelajari dan evaluasi terlebih dulu,” tuturnya (SR)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *