oleh

Proses Tanam dan Pemasaran Jeruk Lemon Lokal Pagar Dewa

 

Penanaman dan Pemasaran Jeruk Lemon Lokal di Pagar Dewa Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi pusat perhatian banyak kalangan, hal ini dikonfirmasi langsung oleh petani setempat.

Jeruk lemon mengandung vitamin C, dalam manfaat jeruk lemon yakni membantu mencegah penambah berat badan dan juga sebagai mencegah infeksi serta membantu pencernaan.Vitamin C dalam jeruk lemon dapat melawan radikal bebas dapat melindungi tubuh dari penyakit kanker serta mempercepat penyembuhan luka.

            Proses penanaman jeruk lemon ini mempunyai tahapan yakni :

  1. Pemilihan ranting pohon jeruk lemon.
  2. Jarak penanaman pohon jeruk lemon dari 4-5 meter.
  3. Lokasi penanaman tidak boleh rimbun harus terkena sinar matahari jika tidak menghambatnya berbuahnya jeruk lemon.
  4. Pupuk yang digunakan flora mutiara takarannya umpama 2 hektar pohon jeruk lemon, sekarung pupuk mutiara dan sekarung pupuk flora dicampur dan penyebaran takaran 1 pohon itu 1 mangkok kecil.
  5. Perawatan ranting pohon dengan merawat batang-batang serta penyemprotan hama.
  6. Proses Panen dari 2-3 tahun.
  7. Panen buahnya pilih buah yang halus, mulus, mengkilap.

Di desa Pagar Dewa ini banyak petani yang menampung jeruk lemon dari berbagai tempat seperti Fajar Bulan serta tempat yang lain. Sebelum jeruk lemon dipasarkan maka di Pagar Dewa ini tempat penampungan terlebih dahulu, buah yang dihasilkan dari petani jeruk lemon ini memiliki jumlah ukuran terbilang sedang, dan mempunyai warna kulit pada buah yang telah matang berwarna kuning rasanya asam dan sepet.

Pemasaran jeruk lemon lokal ini tak hanya dipasarkan di satu daerah saja tapi di import ke daerah lain memakan waktu 3 hari sebelum dipasarkan seperti dipasarkan di pasar induk Kramatjati, Jakarta . Harga asli dari petani jeruk lemon lokal ini berkisar 1000 rupiah per/kilo dipasaran bisa mencapai 2500 rupiah per/kilo, penjualan di Jakarta biasa orang membeli dengan harga 4000 rupiah per/kilo. Hal inilah menjadi titik dimana proses panen juga tak harus tergantung masa panen tetapi juga bedasarkan buah yang dihasilkan dari tingkat kematangan karena permintaan pasar.

 

 

 

 

Oleh: Maya Nur Viani, mahasiswi FKIP Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Baturaja.

Email: mayanurviani.123@gmail.com

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *